Tampilkan postingan dengan label working paper. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label working paper. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Juli 2010

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP

Aktiva tetap
Suatu kekayaan perushaan yang memiliki wujud dan memiliki nilai ekonomis lebih dari satu tahun, yang diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual.
Penggolongan aktiva tetap
Tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, mebel air dll

Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar
1. Aktiva tetap mempunyai saldo yang cukup besar dalam neraca, transaksi perubahan relatif sedikit namun umumnya menyangkut jumlah yang besar.
2. Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan laba rugi
Kesalahan pisah batas transaksi yang besangkutan dengan aktiva lancar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perhitungan laba rugi
3. Aktiva tetap disajikan di neraca berdasarkan harga perolehan dikurang depresiasi akumulasi penyusutan sama dengan nilai buku.
Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap
1. Frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit maka jumlah waktu yang diperlukan untuk pengujian subtsantif terhadap aktiva tetap relatif sedikit bila dibandingkan dengan aktiva lancar
2. Ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun, sedang dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkn perhatian terhadap aktiva lancar tersebut.
3. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititik beratkan pada vrifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang di audit.
4. Verifikasi saldo aktiva tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian auditor karena aktiva tetap disajikan pada cost-nya bukan nilai pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar.

Pengujian substantif terhadap aktiva tetap pada pertama kalinya
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit pertama kalinya:
a) Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah di audit oleh auditor independen lain
b) Apakah klien menyelenggarakan aktiva rinci
c) Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang bersangkutan dengan perolehannya dan mutasi aktiva tetap s/d saat diaudit yang pertama dilaksanakan

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca
1) Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan dalam neraca
2) Aktiva tetap dijaminkan harys dicantumkan dalam laporan keuangan
3) Jumlah depresiasi akumulasi dan biaya-biaya depresiasi untuk tahun ini harus ditunjukan dalam laporan keuangan
4) Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan
5) Aktiva tetap harus dipecah kedalam golongan yang terpisah jika jumlahnya material
6) Aktiva tetap yang telah habis depresiasi atau nilai bukunya namun masih digunakan untuk operasional perusahaan, jika jumlahnya material harus dijelaskan.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang dengan aktiva tetap
2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan dineraca
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan dineraca
4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca
Untuk hal tersebut maka auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan didalam neraca dengan aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva tetap.
Prosedur audit pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Prosedur audit awal
Lakukan perosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan di uji lebih lanjut :
1) Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di buku besar.
2) Terhitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut.
4) Usut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap
2. Prosedur analitik
Antara lain:
1) Hitung rasio:
a) Tingkat perputaran aktiva tetap
b) Laba bersih dengan aktiva tetap
c) Aktiva tetap ke modal saham
d) Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari dasarkan pada data masa lalu baik data anggaran maupun data realisasi
3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci
1) Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
2) Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
3) Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut off) transaksi aktiva tetap
4) Lakukan review terhadap akun biasa maintanance maupun biaya reparasi
4. Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci
1) Lakukan inspeksi atau peninjauan terjadap aktiva tetap
a) Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
b) Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadinya perbedaan
c) Periksan dokumen yang mendukung pembayaran dan pembelian aktiva tetap setelah tanggal neraca
2) Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak yang mendukung penggunaan aktiva tetap tersebut
3) Lakukan review terhadap penyusutan aktiva tetap
5. Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan
Bandingkan penyajian aktiva tetap dengna prinsip aktiva yang diterima umum
1) periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap

Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang di cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya oleh karena itu auditor melakukan 6 prosedur audit sebagai berikut:
1. Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca
2. Hitung kembali saldo aktiva tetap dibuku besar
3. Usut saldo awal aktiva tetap tahun lalu
4. Lakukan review terhadap mutasi aktiva tetap tersebut
5. Usut posting pendebetan dan pengkreditan aktiva tetap
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aktiva tetap dengan akun kontrol aktiva tetap


PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG USAHA

Hutang usaha merupakan hutang lancar, meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus normal kegiatan perusahaan)
Hutang lancar terdiri dari:
1. Hutang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong, pembelian suku cadang, dan bahan-bahan yang hhabis dipakai untuk proses produksi. Untuk hutang usaha digolongkan lebih lanjut menjadi 2 golongan:
a. Hutang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban
b. Hutang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban
2. Uang jaminan masuk dari pelanggan
3. Hutang yang timbul dari berlalunya waktu
4. Hutang yang timbul kepada pihak ketiga, karena perusahaan ditunjuk sebagai pemungut pajak (fiskus, bank persepsi, bank penerima pembayaran dll)
5. Acrual yang timbul dari kegiatan usaha
a. Hutang bonus
b. Biaya pemeliharaan yang harus dibayar perusahaan
6. Hutang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek
a. Hutang bank
b. Kredit modal usaha
c. Deviden
d. Hutang pajak
e. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun
PERBEDAAN KARAKTERISTIK HUTANG LANCAR DAN AKTIVA LANCAR
1. Dalam penyajian aktiva lancar, klien berkecenderungan umum untuk menyatakan aktiva tersebut lebih tinggi dari jumlah yang real. Kecenderungan ini sering kali didorong oleh motif untuk memberikan gambaran modal kerja yang lebih baik sehingga kelihatannya perusahaan memiliki likuiditas yang baik.
2. Gambaran modal kerja yang baik dapat ditempuh dengan menurunkan nilai hutang lancar, yaitu umumnya dengan cara tidak mencatat hutang lancar sehingga terdapat hutang yang tidak tercatat di dalam laporan keuangan (neraca)
3. Dalam penyajian aktiva lancar klien menghadapi masalah penilaian unsur-nsur aktiva lancar per tanggal neraca.
4. Dalam penyajian hutang lancar klien tidak menghadapi masalah penilaian unsur-nsur hutang lancar per tanggal neraca
Perbedaan pengujian substantif hutang lancar dengan aktiba lancar sebagai berikut:
1. Pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian hutang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan untuk aktiva lancar untuk menemukan penyajian aktiva lancar yang lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya
• Dalam pengujian substantif terhadap kas auditor melakukan pengujian fisik kas
• Dalam pengujian substantif terhadap piutang auditor mengirimkan konfirmasi terhadap debitur
• Dalam pengujian substantif terhadap persediaan auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan
• Berbaga perosedur audit tersebut dilakukan untuk menemukan adanya over statement dalam aktiva lancar
• Di lain pihak pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menentukan adanya hutang yang belum dicatat (unrecord liabilities) pada tanggal neraca.
2. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah penentuan kewajiban nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan ke dalam neraca
Dilain pihak dalam pengujian substantif terhadap hutang lancar auditor menghadapi data historis mengenai kewajiban perusahaan yang terjadi di masa lalu, yang dalam jangka pendek harus dilunasi.

PRINSIP AKUNTANSI DITERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN HUTANG LANCAR DI NERACA
1. Setiap jenis hutang lancar harus disajikan terpisah (cut off) dari jumlah yang material
2. Hutang terhadap perusahaan afiliasi, pemegang saham, karyawan perusahaan harus dipisahkan dari hutang kepada pihak ketiga yang independen
3. Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang lancarharus diungkapkan dalam laporan keuangan
4. Aktiva dan hutang lancar tidak boleh digabung penyajiannya ke dalam jumlah netto
5. Hutang bersyarat harus dijelaskan di dalam neraca

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG USAHA
1. Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan hutang usaha
2. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelangsungan saldo usaha yang disajikan di neraca
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di neraca

PROSEDUR AUDIT TES SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG USAHA
1. Prosedur awal
Lakukan prosedur audit awal akun hutang usaha yang akan diuji:
1) Usut saldo hutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun hutang usaha yang bersangkutan.
2) Hitung kembali saldo akun hutang usaha dalam buku besar
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber pos dalam akun hutang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
4) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun hutang ke dalam jurnal yang bersangkutan
5) Lakukan rekonsiliasi akan kontrol hutang di dalam buku besar pembantu hutang yang bersangkutan
2. Prosedur analitik
1) Hitung rasio
a) Tingkat perputaran hutang usaha
b) Rasio hutang usaha dengan hutang lancar
2) Lakukan analisis prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu
3) Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu dengan tahun audit
3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci
1) Periksa sample transaksi hutang usaha yang tercatat ke dokumen pendukung timbulnya hutang usaha
• Periksa pengkreditan akun hutang usaha ke dokumen pendukung
• Periksa pendebitan akun hutang usaha ke dokumen pendukung
2) Lakukan verifikasi pisah batas terhadap transaksi pembelian
• Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian minggu terakhir tahun audit dengan minggu pertama setelah tanggal neraca
• Lakukan observasi apakah semua kas yang dikeluarkan pada hari terakhir yang di audit telah benar-benar masuk kedalam kas keluar dalam perjalanan dan pengeluaran kas pada tahun berikutnya tidak dimasukan.
• Lakukan pencarian hutang yang belum dicatat.

Minggu, 18 Juli 2010

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN

TUJUAN:
a.Menentukan luasnya pemeriksaan
b.Mengetahui keandalan sistem pengendalian intern perusahaan
TUJUAN PROSEDUR
1.Apakah ada pemisahan tugas yang memadai?
1.Mintalah job description personel
2.Lakukan “walkthrough” untuk setiap siklus transaksi
3.Dapatkan dan review Buku Pedoman Akuntansi (BPA) perusahaan
4.Indetifikasi kekuatan dan kelemahan intern yang ditetapkan dalam BPA
5.Identifikasi prosedur alternatif yang telah ditetapkan klien, untuk
mengkompensasi kelemahan pengendalian intern perusahaan
2.Apakah ada otoritas yang memadai untuk pengendalian akutansi atas:
Aktiva
Kewajiban
Pendapatan, dan
Biaya
1.Dapatkan dan review Buku Pedoman Akuntansi Perusahaan
2.Indetifikasi kekuatan dan kelemahan intern yang ditetapkan dalam BPA
3.Identifikasi prosedur alternatif yang telah ditetapkan klien, untuk
mengkompensasi kelemahan
3.Apakah wewenang dan tanggungjawab dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
kebijakan perusahaan
Lakukan “walkthrough” untuk setiap siklus transaksi

4.Apakah pelaksana mempunyai kemampuan yang sesuai dengan tanggungjawab (kompeten)
1.Dapatkan data personal akuntansi, jabatan dan tingkat pendidikannya
2.Dapatkan memorandum pelaksanaan training personal yang berhubungan dengan point
1 diatas (jika ada training)

KERTAS KERJA (WORKING PAPER)
I.UMUM

A.Definisi
Kertas kerja (WP) merupakan catatan-catatan atau hasil kerja auditor atas audit prosedur yang dilakukan, audit test yang dijalankan, sumber informasi yang diperoleh serta kesimpulan-kesimpulan hasil pemeriksaan
Dengan demikian yang termasuk kertas kerja (WP) adalah:
Daftar-daftar, analisa, catatan, pertemuan representasi letter, pengujian-pengujian dan komentar hasil pemeriksaan.

B.Maksud dan kegunaan kertas kerja
Mendukung dalam penentuan opini
Dasar pengambilan kesimpulan atas pemeriksaan
Dasar penilaian pekerjaan asisten akuntan
Pedoman pemeriksaan tahun berikutnya

C.Syarat-syarat kertas kerja yang memadai:
1.Lengkap (completeness)
Kertas kerja (WP) yang lengkap tidak memerlukan tambahan penjelasan lisan.
Setiap kertas kerja akan dilengkapi dengan:
Judul
Tanggal pemeriksaan dan tanggal review
Nama perusahaan
Deskripsi dari pekerjaan yang dilakukan
Paraf atau intial auditor yang menyiapka atau mereview
Kesimpulan atas pemeriksaan
2.Tepat perhitungan (accuracy)
Pada kertas kerja tidak boleh ada kesalahan perhitungan
3.Jelas dan mudah dimengerti (clarity)
Kertas kerja yang jelas dan mudah dimengerti merupakan syarat pokok yang
meliputi :
Keterangan yang jelas atas data pendukung pemeriksaanpenjelasan tick mark
4.Sederhana dan ringkas (Conciseness)
Kertas kerja digunakan hanya untuk yang perlu saja (esential), tidak perlu
terlalu detail, misalnya : suatu analisa harus merupakan ikhtisiar dan
interpretasi dari data yang diperoleh, bukan sekedar salinan dari catatan-
catatan klien.
5.Neatness (rapi dan mudah dibaca)
Kertas kerja yang rapi dan mudah dibaca akan mempermudah dan membantu review
serta untuk mendapatkan informasi darinya setelah pekerjaan selesai dilakukan.

D.Isi kertas kerja
Secara garis besar setiap working paper harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.Setiap kertas kerja merupakan bukti-bukti tertulis, sesuai dengan NPA
(norma pemeriksaan aknutan) yaitu:
•Dalam setiap tugas pemeriksaan harus direncanakan dan asisten mendapat
bimbingan yang cukup
•Sistem pengendalian intern harus dievaluasi untuk menentukan luas
pemeriksaan
•Bukti-bukti yang cukup harus diperoleh sesuai dengan catatan langganan
2.Menunjukan bahwa setiap laporan keuangan atau informasi lain dilaporkan
sesuai dengan catatan klien
3.Kertas kerja merupakan bukti bagaimana auditor menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul selama pemeriksaan
4.Dalam kertas kerja terdapat juga komentar-komentar atau kesimpulan mengenai
hal-hal penting dalam pemeriksaan

II.MENYIAPKAN KERTAS KERJA

A.UMUM
Dalam mempersiapkan kertas kerja harus memperhatikan beberapa hal antara lain:
1.Setiap kertas kerja harus mempunyai tujuan, auditor harus merencanakan dengan
baik untuk mencapai tujuan tersebut.
Jadi hanya berisi hal-hal penting dan relevan untuk perkiraan-perkiraan yang
diperiksa.
2.Hindari pekerjaan mengcopy
Dokumen-dokumen yang diperoleh dibuatkan ringkasan dan analisa langsung dari
data atau dokumen tersebut.
3.Hindari pekerjaan menyalin kembali
Daftar atau dokumen yang diperoleh dari langganan dapat digunakan sebagai
kertas kerja, yang diperlukan adalah menuliskan prosedur atau analisa yang
dilakukan atas perkiraan
4.Lampirkan bukti pendukung dan jelaskan semua perkiraan
Kertas kerja pendukung harus di siapkan untuk semua hal-hal yang penting yang
terdapat dalam workng trial balance. Kalau ada penjelasan khusus atas suatu
perkiraan, penjelasan tersebut dapat ditulis sebagai catatan top schedule
perkiraan yang bersangkutan; tanpa harus membuat lagi kertas kerja yang
terpisah.
5.Catat apa yang dikerjakan
Setiap kertas kerja harus memperhatikan ikhtisar ringkas tetapi lengkap tentang
setiap langkah yang dilakukan dalam menverifikasikan perkiraan tertentu. “Tick
mark” yang sesuai harus digunakan bila diperlukan.
6.Harus tertulis
Semua penjelasan dari klien, hasil temuan, pendapat auditor selama pelaksanaan
pemeriksaan harus ditulis dalam kertas kerja
7.Substantive oral explanations received
Auditor jangan langsung mempercayai penjelasan lisan dari klien, tapi harus me- inspeksi atau observasi atas dokumen-dokumen pendukung
8.Jawaban atas pertanyaan
Semua pertanyaan yang timbul selama pemeriksaan dan dari mereview harus dijawab
atau di selesaikan

B.MECHANICAL FEATURES
1.Check all beginning dan perbook balance
Cek saldo awal dengan saldo akhir tahun sebelumnya
Cek saldo per laporan dengan trial balance atau buku besar
2.Initial each sheet
Setiap working paper harus diberi initial atau paraf oleh yang menyiapkannya dan
yang mereview untuk setiap halaman serta tanggal pembuatannya.
3.Check all arithmatical computation
Pastikan bahwa tidak ada kesalahan matematik dalam kertas kerja pemeriksaan
4.Label each working paper
Semua kertas kerja harus diberi label atau judul dengan nama klien, judul kertas
kerja, tanggal atau periode pemeriksaan.
5.Explain all adjusting entries
Setiap jurnal penyesuaian harus dijelaskan dengan ringkas dan lengkap

III. KERTAS KERJA YANG UTAMA
Isi kertas kerja pemeriksaan yang utama terdiri dari:
1.Audit program
Audit program merupakan garis besar prosedur yang akan dilakukan dalam
pemeriksaan.
Audit program standar, disesuaikan dengan sistem pembukuan klien.
2.Work sheet untuk balance sheet dan income statement (working trial balance)
Working trial balance adalah schedule awal dimana semua saldo trial balance dari
klien dipindahkan juga merupakan skedul terakhir dimana semua jurnal penyesuaian
tiap perkiraan dipindahkan dan saldo “final” (adjustment balance) tiap perkiraan
yang berhubungan dengan skedul pendukung (supporting schedule)

Working trial balance dibagi dua:
•Working balance sheet
•Working profit & loss
Kolom working trial balance biasanya terdiri dari:
•Nama perkiraan
•Working paper ref
•Saldo perbuku
•Jurnal penyesuaian
•Saldo setelah audit
•Saldo tahun sebelumnya
3.Ikhtisar jurnal penyesuaian
Ayat jurnal penyesuaian harus disertai dengan:
a.Penjelasan ringkas mengenai sebab terjadinya penyesuaian tersebut.
b.Cross references kepada kertas kerja yang bersangkutan dimana kesalahan
tersebut dijelaskan secara rinci
c.Initial dari auditor yang menemukan kesalahan tersebut
d.Tanggal dan dimana kesalahan tersebut ditemukan
e.Ayat jurnal yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan
pengaruhnya terhadap neraca dan laba rugi

“jurnal” sebagai hasil pemeriksaan jenisnya terdiri atas:
a.Jurnal penyesuaian
b.Jurnal penyesuaian merupakan jurnal koreksi atas pembukuan klien
c.Jurnal penyesuaian harus mendapatkan persetujuan dari perusahaan sebelum
difinalkan dan kemudian dibukukan oleh perusahaan
d.Jurnal klasifikasi
e.Jurnal klasifikasi merupakan jurnal reklasifikasi antar perkiraan dalam neraca
atau laporan laba rugi

Jurnal tersebut perlu mendapatkan persetujuan dari perusahaan walaupun tidak
perlu dibukukan oleh klien )perusahaan)
4.Top schedule
Top schedule merupakan ringkasan informasi dari skedul pendukung (supproting
schedule) atas suatu perkiraan. Kolom Top Schedule sama dengan kolom working
trial balance, dimana saldo perbuku dipindahkan dari trail balance klien dan
jurnal penyesuaian dari skedul pendukung. Total dari Top Schedule kemudian dip
indahkan ke Working Trial Balance.
5.Supporting schedule
Supporting schedule atau skedul pendukung merupakan kertas kerja atas pemeriksaan
yang dilakukan untuk setiap perkiraan. Misalnya : Mutasi bulanan setiap
perkiraan, lembar sampel untuk setiap perkiraan, lembar cash taking dan
sebagainya.

IV.KERTAS KERJA
1.Permanent file
a.Anggaran dasar
b.Bagan struktur organisasi
c.Bagan perkiraan (chart of account)
d.Kontrak-kontrak penjualan dan pembelian, penjanjian kredit dan lain-lain
e.Prosedur pengendalian intern
f.Hasil analisa berkesinambungan atas perkiraan penting
Misalnya : investasi jangka panjang, tanah bangunan, pabrik dan peralatan,
depresiasi, aktiva tak berwujud, beban ditangguhkan jangka panjang, kewajiban
jangka panjang, cadangan modal, modal saham, agio saham dan laba ditahan.
g.Akta-akta perusahaan dan perjanjian serta kontrak-kontrak jangka panjang.
2.Current file
a.Working trial balance
b.Daftar pertanyaan auditor
c.Ikhtisar jurnal penyesuaian audit
d.Program pemeriksaan
e.Ikhtisar audit
f.Top schedule
g.Skedul pendukung, terdiri atas:
Test ledger
Lembar vouching
Lainnya, seperti daftar rekalkulasi audit, fotocopy bukti transaksi yang
penting
h.Ringkasan hasil konfirmasi
i.Lain-lain yang mendukung opini