Tampilkan postingan dengan label financial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label financial. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Juli 2010

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP

Aktiva tetap
Suatu kekayaan perushaan yang memiliki wujud dan memiliki nilai ekonomis lebih dari satu tahun, yang diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual.
Penggolongan aktiva tetap
Tanah, bangunan, peralatan, kendaraan, mebel air dll

Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar
1. Aktiva tetap mempunyai saldo yang cukup besar dalam neraca, transaksi perubahan relatif sedikit namun umumnya menyangkut jumlah yang besar.
2. Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan laba rugi
Kesalahan pisah batas transaksi yang besangkutan dengan aktiva lancar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perhitungan laba rugi
3. Aktiva tetap disajikan di neraca berdasarkan harga perolehan dikurang depresiasi akumulasi penyusutan sama dengan nilai buku.
Perbedaan pengujian substantif terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap
1. Frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit maka jumlah waktu yang diperlukan untuk pengujian subtsantif terhadap aktiva tetap relatif sedikit bila dibandingkan dengan aktiva lancar
2. Ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun, sedang dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkn perhatian terhadap aktiva lancar tersebut.
3. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititik beratkan pada vrifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang di audit.
4. Verifikasi saldo aktiva tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian auditor karena aktiva tetap disajikan pada cost-nya bukan nilai pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar.

Pengujian substantif terhadap aktiva tetap pada pertama kalinya
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit pertama kalinya:
a) Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah di audit oleh auditor independen lain
b) Apakah klien menyelenggarakan aktiva rinci
c) Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang bersangkutan dengan perolehannya dan mutasi aktiva tetap s/d saat diaudit yang pertama dilaksanakan

Prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca
1) Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan dalam neraca
2) Aktiva tetap dijaminkan harys dicantumkan dalam laporan keuangan
3) Jumlah depresiasi akumulasi dan biaya-biaya depresiasi untuk tahun ini harus ditunjukan dalam laporan keuangan
4) Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan
5) Aktiva tetap harus dipecah kedalam golongan yang terpisah jika jumlahnya material
6) Aktiva tetap yang telah habis depresiasi atau nilai bukunya namun masih digunakan untuk operasional perusahaan, jika jumlahnya material harus dijelaskan.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang dengan aktiva tetap
2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan dineraca
3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan dineraca
4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca
Untuk hal tersebut maka auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan didalam neraca dengan aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva tetap.
Prosedur audit pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap
1. Prosedur audit awal
Lakukan perosedur audit awal atas saldo akun aktiva tetap yang akan di uji lebih lanjut :
1) Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di buku besar.
2) Terhitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut.
4) Usut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan
6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap
2. Prosedur analitik
Antara lain:
1) Hitung rasio:
a) Tingkat perputaran aktiva tetap
b) Laba bersih dengan aktiva tetap
c) Aktiva tetap ke modal saham
d) Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap
2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari dasarkan pada data masa lalu baik data anggaran maupun data realisasi
3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci
1) Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
2) Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut
3) Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut off) transaksi aktiva tetap
4) Lakukan review terhadap akun biasa maintanance maupun biaya reparasi
4. Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci
1) Lakukan inspeksi atau peninjauan terjadap aktiva tetap
a) Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap
b) Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadinya perbedaan
c) Periksan dokumen yang mendukung pembayaran dan pembelian aktiva tetap setelah tanggal neraca
2) Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak yang mendukung penggunaan aktiva tetap tersebut
3) Lakukan review terhadap penyusutan aktiva tetap
5. Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan
Bandingkan penyajian aktiva tetap dengna prinsip aktiva yang diterima umum
1) periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca
2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap

Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang di cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya oleh karena itu auditor melakukan 6 prosedur audit sebagai berikut:
1. Usut saldo aktiva tetap yang tercantum di neraca
2. Hitung kembali saldo aktiva tetap dibuku besar
3. Usut saldo awal aktiva tetap tahun lalu
4. Lakukan review terhadap mutasi aktiva tetap tersebut
5. Usut posting pendebetan dan pengkreditan aktiva tetap
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aktiva tetap dengan akun kontrol aktiva tetap


PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG USAHA

Hutang usaha merupakan hutang lancar, meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus normal kegiatan perusahaan)
Hutang lancar terdiri dari:
1. Hutang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku, bahan penolong, pembelian suku cadang, dan bahan-bahan yang hhabis dipakai untuk proses produksi. Untuk hutang usaha digolongkan lebih lanjut menjadi 2 golongan:
a. Hutang yang tidak disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban
b. Hutang yang disertai dengan surat berharga sebagai bukti tertulis tentang kesanggupan untuk membayar kewajiban
2. Uang jaminan masuk dari pelanggan
3. Hutang yang timbul dari berlalunya waktu
4. Hutang yang timbul kepada pihak ketiga, karena perusahaan ditunjuk sebagai pemungut pajak (fiskus, bank persepsi, bank penerima pembayaran dll)
5. Acrual yang timbul dari kegiatan usaha
a. Hutang bonus
b. Biaya pemeliharaan yang harus dibayar perusahaan
6. Hutang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka waktu pendek
a. Hutang bank
b. Kredit modal usaha
c. Deviden
d. Hutang pajak
e. Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam 1 tahun
PERBEDAAN KARAKTERISTIK HUTANG LANCAR DAN AKTIVA LANCAR
1. Dalam penyajian aktiva lancar, klien berkecenderungan umum untuk menyatakan aktiva tersebut lebih tinggi dari jumlah yang real. Kecenderungan ini sering kali didorong oleh motif untuk memberikan gambaran modal kerja yang lebih baik sehingga kelihatannya perusahaan memiliki likuiditas yang baik.
2. Gambaran modal kerja yang baik dapat ditempuh dengan menurunkan nilai hutang lancar, yaitu umumnya dengan cara tidak mencatat hutang lancar sehingga terdapat hutang yang tidak tercatat di dalam laporan keuangan (neraca)
3. Dalam penyajian aktiva lancar klien menghadapi masalah penilaian unsur-nsur aktiva lancar per tanggal neraca.
4. Dalam penyajian hutang lancar klien tidak menghadapi masalah penilaian unsur-nsur hutang lancar per tanggal neraca
Perbedaan pengujian substantif hutang lancar dengan aktiba lancar sebagai berikut:
1. Pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menemukan adanya penyajian hutang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan untuk aktiva lancar untuk menemukan penyajian aktiva lancar yang lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya
• Dalam pengujian substantif terhadap kas auditor melakukan pengujian fisik kas
• Dalam pengujian substantif terhadap piutang auditor mengirimkan konfirmasi terhadap debitur
• Dalam pengujian substantif terhadap persediaan auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan
• Berbaga perosedur audit tersebut dilakukan untuk menemukan adanya over statement dalam aktiva lancar
• Di lain pihak pengujian substantif terhadap hutang lancar ditujukan untuk menentukan adanya hutang yang belum dicatat (unrecord liabilities) pada tanggal neraca.
2. Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah penentuan kewajiban nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan ke dalam neraca
Dilain pihak dalam pengujian substantif terhadap hutang lancar auditor menghadapi data historis mengenai kewajiban perusahaan yang terjadi di masa lalu, yang dalam jangka pendek harus dilunasi.

PRINSIP AKUNTANSI DITERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN HUTANG LANCAR DI NERACA
1. Setiap jenis hutang lancar harus disajikan terpisah (cut off) dari jumlah yang material
2. Hutang terhadap perusahaan afiliasi, pemegang saham, karyawan perusahaan harus dipisahkan dari hutang kepada pihak ketiga yang independen
3. Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang lancarharus diungkapkan dalam laporan keuangan
4. Aktiva dan hutang lancar tidak boleh digabung penyajiannya ke dalam jumlah netto
5. Hutang bersyarat harus dijelaskan di dalam neraca

TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG USAHA
1. Memperoleh keyakinan terhadap keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan hutang usaha
2. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelangsungan saldo usaha yang disajikan di neraca
4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang usaha di neraca

PROSEDUR AUDIT TES SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG USAHA
1. Prosedur awal
Lakukan prosedur audit awal akun hutang usaha yang akan diuji:
1) Usut saldo hutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun hutang usaha yang bersangkutan.
2) Hitung kembali saldo akun hutang usaha dalam buku besar
3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber pos dalam akun hutang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu.
4) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun hutang ke dalam jurnal yang bersangkutan
5) Lakukan rekonsiliasi akan kontrol hutang di dalam buku besar pembantu hutang yang bersangkutan
2. Prosedur analitik
1) Hitung rasio
a) Tingkat perputaran hutang usaha
b) Rasio hutang usaha dengan hutang lancar
2) Lakukan analisis prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu
3) Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sama tahun lalu dengan tahun audit
3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci
1) Periksa sample transaksi hutang usaha yang tercatat ke dokumen pendukung timbulnya hutang usaha
• Periksa pengkreditan akun hutang usaha ke dokumen pendukung
• Periksa pendebitan akun hutang usaha ke dokumen pendukung
2) Lakukan verifikasi pisah batas terhadap transaksi pembelian
• Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian minggu terakhir tahun audit dengan minggu pertama setelah tanggal neraca
• Lakukan observasi apakah semua kas yang dikeluarkan pada hari terakhir yang di audit telah benar-benar masuk kedalam kas keluar dalam perjalanan dan pengeluaran kas pada tahun berikutnya tidak dimasukan.
• Lakukan pencarian hutang yang belum dicatat.

Selasa, 06 Juli 2010

FINANCIAL FREEDOM ala Tukang Becak & BosStarbucks


Berani Kaya tak Takut Kere….n Takut Kere Jangan Kaya, Takut Kaya ya…Kere aje…
THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi. Berapa besar space yang ada “di dalam box” tsb? Relatif Berapa besar space yang ada “di luar box” tsb? WOW! No Limit
Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (ttg modal usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha, dst,dst). Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan bisnis setiap hari setelah 10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi seorang Udin tamatan SD yang sudah mencapai “financial freedom” setelah bekerja hanya lebih kurang 5 tahun saja, dgn “passive income” Rp. 9 juta/bulan !!!
Berikut Histori Financial Freedom si Bos Becak ini

Becak ke-1 :==> Udin memiliki becak motor dengan penghasilan bersih Rp. 60,000/hari(bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya sekitar Rp.30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung Rp. 30,000/hari.Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp. 12juta/unit.
Becak Ke-2 :==> Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari.

Sementara ia tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp.60,000/hari. Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga.
Becak Ke-3 :==> Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4.
Becak Ke-4 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.120,000/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-5 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.150,000/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-6 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.180,000/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-7 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.210,000/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-8 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.240,000/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-9 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.270,000/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.
Becak Ke-10 :==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.300,000/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.
Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak pertamanya ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang “mandor” untukmengurusi ke-10 becaknya. Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9 juta/bulan (sebelum potong gaji sang mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 TAHUN SAJA.


============ =======
Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus darisebuah bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan itu bisa terjadi.
Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu? Mungkin 1 banding 10 juta. Tetapi tetap masih ADA.
Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang menjadi tukang becak seumur hidupnya dan terus hidup susah? Buanyyaaak sekali.


============ =========
Sekarang bandingkan dengan banyak profesional berpendidikan jauh lebih tinggi (sarjana) atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari tanpa rumus jitu ini. Kontras sekali bukan…. Dan saya yakin pembaca kisah ini tidak tamatan SD, tapi tamatan min SMA
THINK OUT OF THE BOX. Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.
Kunci kesuksesannya terletak pada “DUPLIKASI”.
Ini rahasianya : “JALANKAN BISNIS YANG MUDAH DI DUPLIKASIKAN, DAN TIDAK PERLU KETERLIBATAN KITA SECARA PENUH DALAM BISNIS TERSEBUT”.Contoh : ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan, dst. ATAU dengan cara si Udin Bos Becak terlebih dahulu.KUNCI UTAMA LAINNYA adalah : HIDUP HEMAT PADA AWALNYA UNTUK MENABUNG , UANG TABUNGANNYA DI INVESTASIKAN UNTUK MODAL TAMBAHAN, LAKUKAN TERUS BERULANG-ULANG, SETELAH PENGHASILANNYA SUDAH CUKUP BESAR, BARULAH HIDUP BERSENANG-SENANG, tuntunya setelah BERBAGI ke SESAMA (ZISWaf). & BANYAK CARA untuk menDUPLIKASI usaha…Apapun bentuk usahanya…


============ ========= ========
Mari berhitung matematika …Jika Kita diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini,mana yang Kita pilih ?
1). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan/ bulan Rp. 100 juta.

2). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan di bulan pertama cuma Rp. 1000, tapi berlipat dua setiap bulan.
Pilih mana ????
Jawabannya :
Option I : Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp. 2,4 Milyar
Option II :

Bulan ke-1 : Rp. 1000
Bulan ke-2 : Rp. 2 ribu
Bulan ke-3 : Rp. 4 ribu
Bulan ke-4 : Rp. 8 ribu
Bulan ke-5 : Rp. 16 ribu
Bulan ke-6. Rp. 32 ribu
Bulan ke-7 : Rp. 64 ribu
Bulan ke-8 : Rp. 125 ribu
Bulan ke-9 : Rp. 250 ribu
Bulan ke-10: Rp. 500 ribu
Bulan ke-11: Rp. 1 juta
Bulan ke-12: Rp. 2 juta
Bulan ke-13: Rp. 4 juta
Bulan ke-14: Rp. 8 juta
Bulan ke-15: Rp. 16 juta
Bulan ke-16: Rp. 32 juta
Bulan ke-17: Rp. 64 juta
Bulan ke-18: Rp. 128 juta
Bulan ke-19: Rp. 256 juta
Bulan ke-20: Rp. 512 juta
Bulan ke-21: Rp. 1 milyar
Bulan ke-22: Rp. 2 milyar
Bulan ke-23: Rp. 4 milyar
Bulan ke-24: Rp. 8 milyar
Jika Kita pilih option I, Kita kecolongan hampir 6 MILYAR !!!
Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori2 Albert Eintein spt rumus kekuatan bom atom spt “E=MC2″, dst.

Tetapi tidak diajarkan bahwa “kekuatan duplikasi” juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling cemerlang abad 20, ia mengatakan “KEKUATAN DUPLIKASI ADALAH KEAJAIBAN DUNIA YANG KE DELAPAN”.
Padahal 15 abad yang lalu Al-Qur’an telah mengajarkan hukum “Duplikasi” ini meski dalam kontek beramal. Namun terbuka juga diaplikasikan dalam kontek berbisnis, apalagi jika hasil keuntungan bisnis digunakan untuk beramal.
Firman Allah SWT : “Perumpamaan orang2 yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir “1″ benih yang menumbuhkan tujuh “7″ bulir, pada tiap2 bulir seratus “100″ biji.

Allah MELIPATGANDAKAN (ganjaran/keuntungan) bagi siapa yang Dia kehendaki (yang berusaha keras & cerdas,pen). Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah : 261)

FINANCIAL FREEDOM ALA HOWARD SCHULTZ (pemilik Starbucks)?
Bayangkan seorang pengusaha jenius sekaliber Schultz (ia baru dijuluki pengusaha jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis menjual segelas kopi seharga puluhan ribu rupiah, ia diteriakin GILA dan ditolak ratusan orang). Ia mampu mengubah produk komoditas murah (kopi) menjadi produk eksklusif (customer-experience) berharga luar biasa mahal. Ia pandai pula mendapatkan dana segar nan murah melalui GO PUBLIC.Ia pandai pula memanfaatkan media sebagai “public relation” untuk mempromosikan Starbucks. Ia pandai pula membangun partnership dgn perusahaan global spt Pepsi, dst.Hasilnya LUAR BIASA. Dengan kekuatan “KONSEP DUPLIKASI”, kedai kopi pertama yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10,000 toko di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia. Dan terus berlipat GANDA setiap tahun sampai sekarang…
Schultz lalu memutuskan untuk PENSIUN. Di tahun 2000, ia menggaji seorang “mandor” utk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia. Tentu saja sang mandor disebut dengan istilah keren “CEO” bernama Orin C. Smith.
Baik sang TUKANG BECAK maupun SCHULTZ sama2 mencapai “financial freedom”.

Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi kelas global…
Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai “financial freedom”, walaupun hanya di kelas regional saja…


============ ======
Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, maka seorang tamatan S1 secara logika pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali lipat lebih banyak (SD ke S1 kan ada 3 tahap, yakni SMP, SMU, baru Universitas).
Mari kita ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisamemanfaatkan hikmah tsb dgn TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun mendatang…
Sehingga Visi menjadi Muslimiliardermawan jadi kenyataan…
Setiap Muslim harus menjadi Miliardermawan…
Kalau bukan kita yang Miliardermawan, masa harus mereka ?
Ingat, untuk menjadi Miliardermawan tidak mengenal batas, kasta bahkan agama… SEJARAH TELAH MEMBUKTIKANNYA !